Metagenesis adalah pergiliran keturunan dari fase gametofit ke fase sporofit. Peristiwa ini terjadi pada tumbuhan lumut dan paku. Tumbuhan tersebut mengalami 2 fase yang berbeda dalam siklus hidupnya, yaitu sporofit dan gametofit.
Dalam fase sporofit, spora dihasilkan. Sedangkan dalam fase gametofit, gametlah yang dihasilkan. Spora menghasilkan 2n atau kromosom diploid dan gamet menghasilkan n atau kromosom haploid. Pada tumbuhan paku, fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit. Karena pada fase sporofit ini, tumbuhan paku terlihat bertumbuh. Berkebalikan dengan lumut, fase gametofit lebih dominan daripada fase sporofitmya. Pada fase gametofit, tumbuhan lumut tumbuh, mengalami fertilisasi dan kemudian menghasilkan gamet.
Dalam fase sporofit, spora dihasilkan. Sedangkan dalam fase gametofit, gametlah yang dihasilkan. Spora menghasilkan 2n atau kromosom diploid dan gamet menghasilkan n atau kromosom haploid. Pada tumbuhan paku, fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit. Karena pada fase sporofit ini, tumbuhan paku terlihat bertumbuh. Berkebalikan dengan lumut, fase gametofit lebih dominan daripada fase sporofitmya. Pada fase gametofit, tumbuhan lumut tumbuh, mengalami fertilisasi dan kemudian menghasilkan gamet.
Tumbuhan paku (atau paku-pakuan) adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati (Tracheophyta, memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000, dengan perkiraan 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia. Sebagian besar anggota paku-pakuan tumbuh di daerah tropika basah yang lembab.
Paku-pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal, seperti
lantai hutan yang lembab, tebing perbukitan, merayap pada batang pohon
atau batuan, di dalam kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik,
serta sela-sela bangunan yang tidak terawat. Meskipun demikian,
ketersediaan air yang mencukupi pada rentang waktu tertentu diperlukan
karena salah satu tahap hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu
sebagai media bergeraknya sel sperma menuju sel telur.